Mengenal Potensi Riset Perkembangan Metaverse di Indonesia

Dunia virtual, atau yang saat ini dikenal juga dengan istilah metaverse, merupakan sebuah teknologi baru yang makin sering dibicarakan banyak orang. Bahkan salah satu media sosial ternama Facebook sudah mengadopsi kata “meta” yang diambil dari istilah ini. Banyak ahli pun sudah memperkirakan bahwa metaverse akan menjadi tren yang banyak digandrungi orang. Di Indonesia, dunia virtual ini juga sudah mulai banyak dieksplorasi orang-orang. Anda mungkin sudah melihat beberapa anak muda yang bermain di dunia virtual ini. Sebenarnya, bagaimana potensi dan perkembangan metaverse di Indonesia?

Mungkinkah Indonesia mengadopsi teknologi canggih ini? Dr. Arief Ramadhan, Assistant Professor di program Doctor of Computer Science di BINUS UNIVERSITY, menjelaskan potensi dunia virtual ini di Indonesia.

Sekilas tentang metaverse

Metaverse adalah dunia virtual yang dibentuk layaknya dunia nyata. Di sana, Anda akan muncul dengan representasi diri yang dinamakan avatar. Avatar Anda akan bergerak sesuai apa yang Anda perintahkan. Anda bisa menyentuh barang dan berinteraksi dengan avatar milik orang lain di dunia tersebut.

Untuk menambah pengalaman menjelajahi dunia virtual, Anda akan membutuhkan peralatan yang memadai. Misalnya, sarung tangan haptic akan memungkinkan Anda merasakan sentuhan di dunia virtual secara nyata. Hal ini bisa terjadi karena alat tersebut mampu menerjemahkan sinyal-sinyal yang dikirim ke otak nantinya. Dengan begitu, dunia virtual akan terasa lengkap karena pada dasarnya suasana dan kontennya pun dibuat sama seperti dunia nyata.

Potensi perkembangan metaverse di Indonesia

Dr. Arief dalam wawancaranya mengatakan bahwa metaverse memiliki potensi yang besar untuk berkembang. Apalagi saat ini, negara-negara maju lainnya juga masih dalam tahap mengembangkan dan terus meneliti teknologi canggih ini. Beliau mengatakan bahwa peluang Indonesia untuk mengembangkan metaverse sangat terbuka lebar. Pasalnya, peneliti di Amerika ataupun Eropa juga masih mencoba memahami dunia virtual tersebut. Jadi, baginya, Indonesia juga berpeluang dalam bersaing dengan negara-negara besar.

Beliau menambahkan bahwa potensi perkembangan metaverse di Indonesia sangat besar akibat banyaknya calon pengguna dunia virtual ini. Seperti yang kita tahu bersama, saat ini Indonesia menduduki peringkat keempat sebagai negara dengan pengguna media sosial terbesar di Indonesia.

Hal tersebut semakin diperkuat dengan hasil riset yang menyatakan bahwa ada sekitar 68,9 persen penduduk yang mempunyai media sosial. Bahkan per Januari 2022, penduduk yang menggunakan media sosial sudah mencapai 191,4 juta dari total penduduk. Tentu ini sangat mengesankan dan menjadi nilai yang perlu diperhatikan jika ingin mengembangkan teknologi baru.

Dengan melihat fakta yang ada di lapangan, Dr. Arief memandang perkembangan metaverse di Indonesia sangatlah positif. Sebagai salah satu assistant profesor di BINUS UNIVERSITY, beliau bahkan juga mendorong mahasiswa S3 yang diajarnya untuk melakukan riset lebih banyak mengenai metaverse ini. Misalnya seperti melakukan riset terkait psikologi seseorang di dunia virtual.

 Riset transdisiplin bagi kemajuan metaverse

Dr. Arief mengajak seluruh kalangan dari profesional dan akademisi untuk menambah ilmunya dengan menjajal pendidikan S3. Dengan begitu, orang-orang akan terdorong untuk membahas metaverse semakin luas dalam lingkup yang lebih akademis. Beliau menganggap potensi metaverse sangat besar, baik dari segi akademis maupun bisnis. Pasalnya, metaverse bisa membuka peluang pengembangan model bisnis dan produk baru.

Bisnis yang sudah mulai mengembangkan teknologi canggih ini adalah Walmart. Walmart merupakan perusahan retail ternama di Amerika yang sedang mengembangkan teknologi metaverse. Mereka menawarkan pengalaman berbelanja dari rumah atau dari mana pun melalui dunia virtual.

Dr. Arief menyatakan bahwa hal tersebut merupakan sebuah terobosan. Namun, untuk bisa melakukan hal tersebut, diperlukan riset transdisiplin, menyeluruh, solutif, dan juga spesifik. Riset tersebut biasanya dilakukan pada level doktoral atau dengan menerima pendidikan S3. Terlebih, universitas pun mewajibkan agar penelitian yang dilakukan bersifat kolaboratif, memberi dampak bagi masyarakat, dan juga aplikatif. Untuk itu, riset tentang metaverse ini akan sangat bermanfaat bagi perkembangannya di Indonesia.

Berdasarkan uraian di atas, kita bisa menarik kesimpulan bahwa perkembangan metaverse di Indonesia memiliki masa depan yang cerah. Apalagi jika banyak orang berani meneruskan jenjang pendidikan ke S3 untuk mendukung adanya riset transdisiplin terkait teknologi ini. Jika Anda berminat untuk mengambil bagian dalam perkembangan metaverse di Indonesia, bergabunglah bersama program Doctor of Computer Science di BINUS UNIVERSITY!

Whatsapp