Digitalisasi Sebagai Upaya Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi

Era digital sudah bukan lagi perkara masa depan, namun sudah menjadi realita bagi populasi dunia. Perkembangan teknologi yang terus meningkat tajam dari tahun ke tahun pun sebenarnya dilakukan demi mengimbangi kebutuhan manusia akan teknologi yang semakin besar. Dalam setiap aspek kehidupan, selalu ada teknologi digital yang membantu kita sehari-hari, menjadikan aktivitas lebih efisien.

Transisi menuju era digital atau yang biasa disebut sebagai digitalisasi merupakan topik bahasan dari Dr. Leonardus W. Wasono Mihardjo, S.T., M.Eng., CMA, CFO PT Telkomsel, pada webinar bertajuk “Accelerating Digital Transformation During The Pandemic” yang diadakan oleh BINUS Graduate Program pada hari Sabtu (10/10). Dalam webinar ini, Dr. Leonardus membagikan insights mengenai digitalisasi sebagai solusi dalam meningkatkan iklim ekonomi Indonesia.

Pertumbuhan GDP Indonesia

Selama beberapa tahun belakangan, pertumbuhan GDP Indonesia terbilang stabil, yakni sekitar 5% per tahunnya. Namun akibat adanya pandemic COVID-19, tercatat adanya kontraksi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia, tepatnya pada kuartal ke-2 tahun 2020 yang menembus -5,32%. Angka ini pun sudah diprediksi oleh Kementerian Keuangan, akan tetapi sedikit melenceng dari perkiraan awal.

Lantas, apakah ini merupakan tanda perekonomian Indonesia telah terpuruk? Tidak bisa dikatakan demikian karena meskipun sebagian besar sektor mengalami keterpurukan akibat pandemi, masih ada sejumlah sektor yang justru meningkat secara pesat seperti sektor komunikasi, pendidikan, kesehatan, real estate, hingga keuangan.

Pertumbuhan signifikan dari sektor komunikasi ini menjadi bukti nyata bahwa pandemi mendorong masyarakat Indonesia untuk segera melakukan transisi ke era digital. Dijelaskan oleh Dr. Leonardus, tahap selanjutnya untuk memperbaiki perekonomian Indonesia adalah dengan memanfaatkan teknologi digital.

Pergeseran aktivitas offline ke online

Salah satu faktor utama dari pergeseran aktivitas offline menuju online adalah keterbatasan ruang gerak selama pandemi. Hal ini tentu sangat dirasakan bagi para pelajar dan pekerja yang harus beraktivitas secara online di rumah, baik itu untuk bekerja maupun untuk mengikuti pembelajaran. Masyarakat dan bisnis yang tadinya belum sepenuhnya memanfaatkan teknologi digital, kini seolah “dipaksa” untuk segera hidup bersama teknologi digital itu sendiri.

Contoh nyata yang sudah begitu melekat di kehidupan bermasyarakat Indonesia adalah digital payment. Hampir seluruh warga memiliki akun e-wallet yang bisa melakukan transaksi cashless dalam hitungan detik. Penggunaan digital payment ini diprediksi akan mengalami 5%-10% peningkatan dari masa sebelum COVID-19 hingga era baru setelahnya.

Beberapa contoh lainnya seperti penggunaan e-learning, video conference, e-health, dan online fitness pun tercatat mengalami kenaikan 50%-90% dari segi user growth. Sementara aplikasi seperti online pickup di restoran, TikTok, grocery delivery, dan online streaming juga mengalami pertumbuhan hingga 44%.

Digitalisasi untuk meningkatkan partisipasi tenaga kerja

Dr. Leonardus menjelaskan bagaimana digitalisasi mampu membantu Indonesia dalam mengatasi masalah pengangguran, berbanding terbalik dengan anggapan luas bahwa digitalisasi menggeser kebutuhan akan sumber daya manusia.

Transisi dari aktivitas offline ke online menyebabkan kebutuhan akan pekerja digital yang kian meningkat. Misalnya seperti bagaimana masyarakat kini semakin membutuhkan adanya e-commerce dan media sosial selama beraktivitas di rumah. Ini menjadi peluang bagi para job seekers untuk aktif berbisnis maupun berkarya di dunia maya.

Sementara itu, digitalisasi juga akan membantu proses rekrutmen yang semula terkesan bertele-tele dan kurang efektif. Kata kuncinya ada pada kemampuan untuk menghubungkan perekrut dengan job seekers yang tepat. Dengan begitu, job seekers dengan kompetensi yang sesuai mampu terhubung dan lebih mudah menemukan posisi kerja yang paling sesuai dengan kemampuannya.

Digitalisasi untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja

Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh McKinsey, produktivitas Indonesia dinilai hanya setengah dari produktivitas di negara China. Implementasi teknologi digital secara masif dapat meningkatkan level produktivitas Indonesia secara signifikan, dimulai dari efisiensi sistem operasi. Teknologi industri 4.0 yang fokus pada konsep otomasi dengan menggabungkan Internet of Things (IoT) serta mesin robot mampu membuat proses operasi bisnis semakin cepat, tepat, dan murah.

Kemudian, digitalisasi juga membuka gerbang bagi bisnis untuk mengumpulkan data-data pengguna, seperti yang dilakukan oleh perusahaan Google, untuk membentuk market baru dan melakukan ekspansi. Caranya adalah dengan profiling customers, melakukan online survey, atau market testing. Bisnis lebih mampu untuk menawarkan produk-produk yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing konsumen secara akurat dengan pemanfaatan big data.

Whatsapp