Mempertahankan Bisnis di Kondisi Sulit dengan Prinsip Minus Malum
Apa itu minus malum? Dalam hukum, minus malum bisa diartikan sebagai formulasi yang memiliki efek negatif paling kecil. Berbanding terbalik dengan maximum bonum yang merupakan formulasi dengan efek positif terbesar, minum malum dianggap sebagai prinsip terbaik yang bisa ditetapkan oleh bisnis di tengah kondisi sulit ini.
Yuk, cari tahu, prinsip minus malum dan langkah-langkah yang harus diambil oleh bisnis yang baik. Ketimbang mencari profit sebanyak mungkin, akan lebih baik untuk meminimalisir kerugian yang terjadi.
Transparan dengan karyawan
Hal pertama yang harus dilakukan oleh pemilik bisnis adalah bersifat terbuka dengan karyawan-karyawan yang dipekerjakan. Patut diingat bahwa bisnis merupakan entitas sosial di mana karyawan mengambil peran besar dalam operasional bisnis sehari-hari. Mereka yang sudah bekerja bersama Anda membawa bisnis menuju kesuksesan. Jadi, sudah sepatutnya Anda memberitahu mereka kondisi bisnis yang sebenarnya.
Dengan bersikap transparan dengan para karyawan, Anda secara tidak langsung juga memberikan mereka pilihan untuk tinggal atau pergi. Tentunya ini lebih baik daripada memutuskan hubungan kerja secara sepihak dan mendadak. Apalagi mengingat masa krisis seperti sekarang, orang-orang pun semakin sulit untuk mencari pekerjaan baru.
Kumpulkan karyawan-karyawan dan sampaikan kondisi bisnis terkini. Umumkan juga bahwa akan ada beberapa perubahan yang harus dilakukan demi mempertahankan bisnis, dan juga mempertahankan para karyawan.
Ambil solusi alternatif dengan dampak negatif terkecil
Inilah definisi dari minus malum, yakni mengambil keputusan yang memiliki risiko paling minim. Sebelum Anda benar-benar mempertimbangkan untuk menutup perusahaan atau melakukan PHK massal, coba pikirkan lagi apakah ada solusi alternatif lain yang bisa diambil, setidaknya dalam waktu dekat ini.
Di sini juga etika bisnis akan membantu Anda karena pebisnis yang bijak akan berpikir dua kali sebelum benar-benar memberhentikan para karyawan secara sepihak. Ada beberapa keputusan yang bisa diambil oleh pebisnis demi meminimalisir kerugian dan mempertahankan bisnis di tengah kondisi sulit.
Pertama, menghilangkan sistem bonus atau komisi karyawan. Kedua, hanya memberlakukan gaji pokok saja. Jika bisnis Anda memiliki sejumlah gaji seperti misalnya upah jabatan, maka Anda bisa menghilangkan gaji seperti ini selama beberapa bulan ke depan sampai bisnis bisa kembali berjalan secara normal. Ketiga, berikan pilihan bagi karyawan untuk menerima kebijakan ini dan terus bekerja atau berhenti.
Perhatikan kembali kondisi finansial bisnis
Kondisi pandemi seperti sekarang ini membuat banyak bisnis tutup sementara dan melakukan PHK massal. Namun, jangan sampai Anda melakukan hal serupa hanya karena ingin meraup keuntungan sebesar mungkin. Ketahuilah bahwa keputusan tersebut sangatlah berat dampaknya bagi para karyawan dan harus diambil sebagai solusi terakhir dalam skenario terburuk.
Jadi, coba cek kembali laporan keuangan bisnis Anda. Kira-kira apakah masih ada pengeluaran yang bisa ditekan? Atau mungkin Anda bisa mengubah bisnis model sementara dan menjual produk atau jasa dengan level demand tinggi. Anda pun boleh saja memberhentikan program CSR yang sedang berlangsung atau yang biasanya dilangsukan setiap tahun. Jangan jadikan COVID-19 sebagai landasan untuk maksimalisasi profit dan minimalisasi kerugian demi kepentingan pribadi.
Pastikan bahwa karyawan masih memiliki upah yang cukup
Setiap orang memiliki kebutuhan masing-masing, namun ada kebutuhan primer yang harus selalu dipenuhi. Pastikan bahwa upah yang sudah Anda potong tersebut masih terbilang cukup untuk memenuhi kebutuhan primer dari karyawan Anda. Misalnya untuk makan sehari-hari, membayar uang sewa tempat tinggal, kuota internet, uang sekolah, dan sejenisnya.
Oleh karena itu, Anda juga perlu melakukan perhitungan sebelum memotong gaji karyawan. Terutama bila karyawan yang Anda pekerjakan memiliki tanggungan keluarga. Namun, Anda pun tetap harus adil, jangan sampai ada ketimpangan. Contohnya, Anda hanya memotong gaji staff, namun gaji para manager dan direktur tetap utuh. Tentunya keputusan ini kurang etis.
Ingatlah bahwa di tengah kondisi sulit seperti ini, etika bisnis justru sangat penting untuk terus Anda pegang teguh. Terapkan prinsip minus malum ketimbang maximum bonum. Sejahterakan bisnis Anda sekaligus orang-orang yang sudah berkomitmen dan berdedikasi bekerja bersama Anda.