Meningkatnya Produktivitas Industri dengan Artificial Intelligence

Memasuki era Industri 4.0, penerapan berbagai teknologi dilakukan untuk meningkatkan efisiensi serta produktivitas di bidang industri. Salah satunya adalah kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) yang perlahan tapi pasti mulai diaplikasikan dalam macam-macam industri dan mulai dikenal oleh masyarakat luas.

Mendukung ekonomi berbasis inovasi

Secara garis besar, Artificial Intelligence merupakan teknologi yang ditujukan untuk mengganti sejumlah fungsi manusia maupun mesin yang memproses informasi. Dengan mengembangkan machine language, data-data analitik dapat diproses. Dengan begitu, pengambilan keputusan dapat dilakukan lebih cepat dan kebutuhan atau permintaan pasat bisa diantisipasi.

Penerapan Artificial Intelligence sendiri sudah sejalan dengan implementasi Making Indonesia 4.0 untuk menunjang lahairnya ekonomi berbasis inovasi. Taufiek Bawazier yang merupakan Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) menegaskan bahwa Kementerian Perindustrian pun telah mendorong sektor manufaktur untuk memakai teknologi dari Industri 4.0 untuk mendongkrak kualitas produk maupun operasional produksinya.

Ada lima sektor yang dijadikan pionir penerapan Industri 4.0 di Indonesia. Antara lain industri makanan dan minuman, kimia, tekstil dan pakaian, otomotif, serta elektronik. Kemudian, akibat wabah Covid-19, Kemenperin menambahkan dua sektor lagi, yakni farmasi dan alat-alat kesehatan.

Selain ditujukan sebagai komitmen memperluas penerapan Indutri 2.0, penambahan dua sektor tersebut termasuk yang mengalami permintaan tinggi di masa pandemi. Sementara kelima industri sebelumnya sudah mampu berkontribusi secara signifikan untuk perekonomian nasional dengan persentase mencapai 60%.

Masih membutuhkan riset dan pengembangan SDM

Taufiek menambahkan, selain menjaga keberlangsungan di bidang industri, pemerintah pun harus fokus mendongkrak daya saingnya, salah satunya dengan memanfaatkan Artificial Intelligence untuk menghasilkan inovasi. Bahkan langkah tersebut dapat mewujudkan peningkatan nilai tambah serta ekonomi secara berkelanjutan.

Untuk mendukungnya, dibutuhkan riset serta inovasi. Taufiek pun membaginya menjadi dua bagian, antara lain riset untuk kepentingan riset dan industri. Pihaknya sendiri lebih fokus terhadap riset yang ditujukan untuk membangun ekonomi, karena AI, selain meningkatkan produktivitas, dapat menyerap tenaga kerja dan mengasah keterampilan. Alhasil ekspor serta PDB ikut naik dan berpengaruh terhadap peningkatan pajak.

Jika implementasi Industri 4.0 berjalan baik di sektor manufaktur, maka target Indonesia untuk menjadi salah satu dari 10 negara yang mempunyai perekonomian terkuat di dunia pada 2030 bisa terwujud. Selain itu, cita-cita besar lainnya yang dapat dipenuhi adalah menjadi negara dengan penghasilan tinggi (high income country) pada 2045 atau tepat dengan perayaan satu abad sejak kemerdekaan Tanah Air.

Percepatan sasaran tersebut tentunya harus ditopang dengan kesiapan serta kematangan dari bidang industri dan SDM kompeten. Maka dari itu, pengembangan SDM sangat dibutuhkan untuk mengimbangi fungsi Artificial Intelligence agar Industri 4.0 berjalan optimal. Cari tahu lebih lanjut tentang program Magister Teknik Informatika (MTI) BINUS GRADUATE PROGRAM. Jadwalkan sesi konsultasi Anda bersama tim kami dengan menghubungi: Dyah – dyah.puspitasari@binus.edu / 0856 2395 339

Whatsapp