Teknologi Artificial Intelligence Selama dan Setelah Pandemi

Adanya pandemi membawa banyak sekali transformasi, ada yang negatif tetapi ada juga yang positif. Salah satu yang positif adalah akselerasi kemajuan teknologi yang meningkat pesat, bahkan mencapai 10 tahun di daerah Asia Pasifik. Tentunya akselerasi ini juga berlaku bagi teknologi Artificial Intelligence (AI).

BINUS Business School dan BINUS Graduate Program mengadakan seri webinar bertajuk “Connecting the Dots” sejak 18 Maret 2021 hingga 20 Maret 2021. Pada seri pertama, Galih Permadi, MBA (Managing Director of XQ Informatics) diundang untuk menjadi keynote speaker yang menjelaskan produk-produk teknologi AI yang sudah digunakan selama pandemi dan terus dikembangkan hingga setelah pandemi. Berikut informasi selengkapnya.

Face detection & recognition

Face detection & recognition merupakan contoh teknologi AI berbasis vision yang paling umum. Kamera dengan AI akan melacak titik-titik wajah yang juga bisa mengenali raut wajah. Teknologi ini sudah diterapkan di banyak tempat, misalnya saja di kantor, sekolah, maupun universitas yang selama pandemi ini disulitkan dalam proses absensi.

Tanpa kontak fisik, sistem work from home dan study from home bisa berjalan lancar dengan adanya face detection & recognition. Contohnya seperti saat ujian di mana process face detection & recognition akan diaktifkan di tengah ujian untuk meminimalisir risiko menyontek.

Selain itu, face detection & recognition juga sudah digabungkan dengan sensor pengukur suhu yang cocok sekali ditempatkan di gedung perkantoran. Kamera AI akan mengabsen pekerja melacak apakah pekerja sudah memakai masker atau belum, sekaligus mengukur suhu mereka.

People counting

Teknologi AI yang satu ini juga banyak digunakan untuk memastikan protokol kesehatan sudah dijalankan dengan benar. People counting merupakan produk AI berbasis computer vision yang bisa mengenal wajah dan menghitung jumlah orang yang ada di ruangan.

People counting tergolong canggih karena sudah diprogram untuk mampu menghitung berapa banyak orang yang ada dalam satu ruangan tanpa hambatan berarti, seperti topi atau aksesoris penutup kepala, angle kamera, gerakan-gerakan yang cepat. Teknologi AI ini bisa ditempatkan di restoran yang menerapkan space restriction maupun di transportasi umum untuk mengetahui apakah sudah mencapai batas kapasitas atau belum.

ALPR

Automated License Plate Recognition (ALPR) merupakan sistem kamera yang dikontrol oleh komputer AI untuk membaca plat nomor kendaraan dalam waktu yang cepat. ALPR biasanya digunakan oleh POLRI, contohnya untuk pemberlakukan ganjil genap di jalan raya. ALPR ini bisa dipasangkan di tiang lampu merah, lampu jalan, atau overpass tol.

Kamera akan menangkap foto plat dan AI akan membaca nomor dan huruf pada plat. Dari sana, sistem komputer langsung mengetahui apakah mobil tersebut sudah patuh terhadap aturan jalan atau belum. Ini akan membantu proses tilang elektronik juga.

Selanjutnya, teknologi AI ini juga dikembangkan untuk bisa mengenali model dan tahun produksi mobil serta mengecek status STNK dan plat mobil. Galih juga menjelaskan bahwa ALPR bisa digunakan secara masif untuk membantu lalu lintas dan monitoring subsidi BBM.

Driverless car

Impian untuk memiliki mobil otomatis tanpa kemudi sudah semakin mendekati realita. Kita bisa melihat produksi mobil Tesla yang sudah menggunakan teknologi AI untuk secara otomatis mengemudikan mobil, walaupun masih membutuhkan monitoring dari manusia. Kini, sudah ada mobil Waymo yang menggunakan sistem full driverless car yang tidak membutuhkan manusia di kursi kemudi.

Kita tinggal memberitahu AI destinasi kita dan duduk dengan nyaman di kursi penumpang. AI akan mengemudi mobil dan arah gerak mobil, di mana mobil bisa mengenal jalan dan arus lalu lintas di sekitarnya, berbelok sesuai arahan peta, dan mengubah jalur.

Remote health diagnosis

“Test, track, and trace” merupakan slogan medis di seluruh dunia. Selama ini, jarak, infrastruktur, dan sumber daya manusia menjadi kendala untuk menyediakan layanan kesehatan yang merata di setiap pelosok negeri. Namun, masalah ini bisa teratasi dengan adanya telehealth.

Selain itu, kita juga sudah mengenal wearables seperti Fitbit dan Apple Watch yang bisa mencatat banyak informasi kesehatan, seperti tekanan darah dan detak jantung. Bahkan, teknologi AI yang ada di smart watch pun bisa secara akurat saturasi oksigen yang kemudian bisa dikembangkan untuk melacak gejala COVID-19.

Gym from home

Pandemi membuat kebiasaan olahraga kita menjadi berubah. Dari yang semula berolahraga di gym, kini mau tak mau kita berolahraga di rumah saja. Perubahan ini yang mendorong AI personal trainer bernama The Mirror yang sesuai namanya, berbentuk layaknya cermin pada umumnya.

Kamera dan sensor AI bisa melacak gerakan-gerakan kita saat berolahraga di depan cermin ini, di mana kita juga bisa langsung menonton video training dari para expert trainer. Pengguna bisa mengatur tujuan olahraga mereka, misalnya untuk menurunkan berat badan, dan sistem AI akan menilai progress olahraga yang dilakukan sudah sesuai atau belum.

Whatsapp