Infrastruktur akan Meningkat di Tahun 2021, Apa yang Kini Kita Ketahui

Infrastruktur dan kondisi ekonomi selalu berjalan berdampingan. Indonesia yang sejak beberapa tahun belakangan ini selalu fokus untuk pembangunan infrastruktur, kini perlu menelan pil pahit COVID-19 yang menjadikan hampir seluruh proyek pembangunan tertunda. Hal ini pun membawa dampak negatif bagi industri pembangunan, salah satunya bisnis konstruksi.

Tahun 2021 yang disinyalir menjadi tahun bangkitnya perekonomian global pun memberikan momentum bagi pemerintah untuk turut meningkatkan infrastruktur negara. Hal ini dibahas oleh Dr. Siddik Siregar (Former Director of WIKA Beton) pada sesi ketiga dalam seri webinar “Connecting the Dots” yang diselenggarakan oleh BINUS Business School dan BINUS Graduate Program pada Jumat, 19 Maret 2021. Dr. Siddik Siregar merupakan alumni Doctor of Research in Management BINUS Business School dan memiliki pengalaman luas perihal bisnis konstruksi. Berikut ulasan selengkapnya.

Peluang baru untuk bisnis konstruksi

Jika sebelumnya bisnis konstruksi disibukkan dengan proyek infrastruktur berskala besar, kini tren bisnis konstruksi pun kian menurun, terutama sejak pandemi menghantam di tahun 2020. Hal ini juga terlihat dalam data yang ditunjukkan oleh Siddik perihal anggaran infrastruktur dari tahun ke tahun, yang mana anggaran tersebut anjlok di tahun 2020 hingga 28% dari tahun 2019.

Walau terkena hantaman yang sangat besar dan menyebabkan ribuan jasa konstruksi gulung tikar, tetap ada peluang-peluang baru yang bisa ditangkap oleh bisnis konstruksi agar bisa bertahan di tengah pandemi. Hal ini pun dijabarkan langsung oleh Siddik yang mengungkapkan bahwa sebagian besar proyek yang dipegang oleh bisnis konstruksi sejak awal pandemi mencakup proyek pengadaan fasilitas penanggulangan COVID-19, seperti misalnya renovasi bangunan non rumah sakit menjadi rumah sakit sementara. Selain itu, sejumlah bisnis konstruksi juga menangkap peluang sebagai jasa pengadaan sesaat di sejumlah kementerian, seperti Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dan Kementerian Sosial (Kemensos).

Fokus pembangunan infrastruktur di 2021

Di balik hantaman keras dalam industri infrastruktur, ada setitik cahaya terang yang bisa membangkitkan geliat bisnis konstruksi di tahun 2021. Basuki Hadimuljono selaku Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Sri Mulyani selaku Menteri Keuangan telah mengalokasikan anggaran infrastruktur untuk tahun 2021 sejumlah Rp414 triliun yang hampir 2x lipat lebih besar daripada anggaran infrastruktur di tahun 2020.

Selain dikarenakan proses pemberian vaksin di sepanjang tahun 2021, keputusan ini pun juga menjadi langkah nyata pemerintah dalam mengalihkan fokus ke pembangunan infrastruktur di tahun 2021. Dalam rincian yang dipublikasikan, Siddik mengatakan bahwa tahun 2021 akan menjadi tahun yang kembali disibukkan oleh serangkaian proyek pembangunan, salah satunya adalah Proyek Strategis Nasional (PSN) yang terdiri dari 201 proyek infrastruktur dan 10 program.

Pandangan pro terhadap fokus infrastruktur

Fokus infrastruktur tentunya membawa angin segar bagi bisnis konstruksi dan juga masyarakat luas. Terutama mengingat keterpurukan ekonomi Indonesia selama setahun belakangan akibat pandemi. Fokus infrastruktur di tahun 2021 pun diterima dalam dua pandangan berbeda. Bagi sebagian masyarakat, upaya ini disambut baik karena beberapa hal.

Pertama, masyarakat menganggap semangat infrastruktur yang bangkit kembali di tahun 2021 ini akan dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional. Kedua, banyaknya proyek pembangunan yang akan berlangsung di tahun 2021 dapat membuka banyak lapangan pekerjaan. Hal ini akan berdampak pada perekonomian nasional dan juga kesejahteraan masyarakat, terlebih bagi mereka yang kehilangan pekerjaan.

Ketiga, fokus infrastruktur di tahun 2021 akan mampu melanjutkan proyek pembangunan yang sebelumnya tertunda. Penyelesaian proyek infrastruktur skala nasional juga dinilai akan menguntungkan di tahun-tahun ke depan, manfaatnya mencakup kemudahan untuk mendistribusikan bahan bangunan, pangan, dan peralatan medis ke daerah luar Jawa.

Pandangan kontra terhadap fokus infrastruktur

Meski ada sebagian masyarakat yang menerima fokus infrastruktur di tahun 2021 secara lapang, tidak sedikit juga masyarakat yang mengkritik keputusan pemerintah yang satu ini. Publik merasa bahwa fokus infrastruktur akan menjadi sia-sia apabila pemerintah belum berhasil mengendalikan kasus COVID-19 nasional.

Sejumlah masyarakat menilai pemerintah lalai dalam mengendalikan kasus pandemi yang belum kunjung usai, bahkan memburuk. Pemerintah diminta untuk fokus menangani pandemi dulu, baru kemudian menangani PR negara penting lainnya. Lalu, kritik terbesar pun didapatkan karena adanya penurunan anggaran kesehatan yang menjadi Rp169 triliun, jauh di bawah anggaran untuk infrastruktur. Pemerintah pun mendengar kritik-kritik publik dan akhirnya mengubah alokasi anggaran kesehatan menjadi Rp254 triliun.

Whatsapp