Mengenal Fenomena Podcast YouTube, Beda dari Podcast Biasa?

Saat membuka YouTube, pernahkah Anda melihat konten di mana dua orang sedang duduk berhadapan dengan masing-masing mikrofon mengarah ke wajah mereka? Kemungkinan besar video tersebut merupakan podcast YouTube yang memang naik daun belakangan ini. Jika dibandingkan dengan podcast biasa, podcast di YouTube memiliki beberapa perbedaan. Hal ini tidak terlepas dari perkembangan podcast di Indonesia.

Sekilas tentang Podcast 

Podcast adalah siaran audio yang bisa diakses melalui situs web atau platform lain, termasuk YouTube. Kalau melihat output kontennya yang berupa audio, podcast memang mirip dengan radio. Namun, berbeda dari radio yang topik kontennya lebih umum, podcast biasanya fokus pada satu topik yang dibahas melalui sejumlah episode. 

Nah, topik yang disiarkan pun beragam, mulai dari topik kesehatan, karier, bisnis, budaya pop, bahkan hingga cerita horor. Menariknya lagi, konten dalam podcast juga umumnya dibawakan secara kasual sehingga pendengar pun tidak merasa bosan. Tidak mengherankan jika kini podcast begitu populer hingga melahirkan berbagai jenis baru seperti podcast YouTube.

Namun, popularitas podcast memiliki perjalanan cukup panjang yang dimulai pada era 1980-an. Saat itu, seorang mantan VJ MTV Amerika dan mantan penyiar, Adam Curry, mengeluh soal keterbatasan konten bagi para penyiar. Curry dibantu oleh seorang software developer bernama Dave Winer berhasil menciptakan inovasi podcast yang kita kenal sekarang.

Sebetulnya, istilah podcast sendiri bukan dicetuskan oleh Curry dan Winer. Ketika itu, seorang jurnalis Amerika bernama Ben Hammersley menulis artikel dengan menyebut istilah podcast, yang merupakan singkatan dan iPod dan broadcast. Sejak itulah istilah podcast semakin populer hingga pernah menjadi word of the year pada Oxford English Dictionary. Puncaknya adalah pada akhir tahun 2005 ketika ribuan podcast baru bermunculan. 

Lantas, bagaimana podcast bisa masuk ke Indonesia?

Perkembangan Podcast di Indonesia 

Dari ribuan podcast baru yang muncul pada tahun 2005 tersebut, salah satunya adalah ‘Apa Saja Podcast’ milik Boy Avianto. Ia mengunggah podcast tersebut pada platform Blogspot. Perlahan tapi pasti, popularitas podcast di Indonesia pun meningkat, terlebih sejak kehadiran platform SoundCloud pada 2008.

Berkat SoundCloud, aktivitas membuat dan mendengarkan podcast pun jadi lebih mudah dan praktis. Apalagi ditambah dengan berkembangnya internet, konten podcast semakin meluas di kalangan masyarakat Indonesia. Sejak itu, muncul banyak podcaster tanah air seperti Iqbal Hariadi (Podcast Subjective) pada 2015. Lalu pada 2016, hadir Adriano Qalbi dengan Podcast Awal Minggu. 

Dengan banyaknya podcast yang bermunculan, tidak mengherankan jika Indonesia sampai menjadi negara dengan pendengar podcast terbanyak ke-2 di dunia, dengan persentase 35,6% dari total pengguna internet berusia 16-64 tahun.

Fakta Menarik tentang Podcast 

Tingginya popularitas podcast di Indonesia tentu bukan tanpa alasan. Keragaman genre konten menjadi salah satu faktor utama; pendengar jadi bisa bebas memilih konten sesuai preferensi masing-masing. Mayoritas dari mereka merupakan kelompok usia muda. Menurut hasil riset Jakpat, 22,2% pendengar podcast di Indonesia berusia 20-24 tahun, lalu sebanyak 22,1% lainnya berusia 15-19 tahun.

Walau sangat populer di Indonesia, bukan berarti podcast akan menggeser kehadiran radio. Bentuk konten keduanya memang sama, yakni audio, tapi podcast bukanlah ancaman bagi eksistensi radio. Jangkauan podcast yang luas memang tidak terlepas dari internet, tapi kini radio pun juga mulai menyediakan layanan streaming siaran mereka.

Selain keragaman konten, kemudahan akses juga menjadi alasan lain di balik popularitas podcast. Pendengar bisa mengakses konten podcast dari banyak platform, seperti SoundCloud, Spotify, Apple Music, hingga podcast YouTube yang akhir-akhir ini mencuri perhatian.

Perbedaan Podcast YouTube dengan Umumnya 

Konten podcast di YouTube sebetulnya tidak berbeda dari podcast pada umumnya. Hanya saja, podcast YouTube terbagi menjadi dua jenis, yaitu audio podcast dan video podcast. Jika Anda pernah menemukan konten podcast hanya dalam bentuk audio di YouTube, itulah audio podcast. 

Pada platform audio lain, seperti Spotify atau SoundCloud, hal tersebut merupakan sesuatu yang wajar karena keutamaan podcast memang terletak pada konten audionya. Namun, kita tahu bahwa YouTube umumnya dipakai untuk berbagi konten video. Hal inilah yang membuat podcast YouTube cukup unik. 

Di sisi lain, ada pula video podcast yang tak hanya memberikan konten audio, tapi juga menampilkan video podcaster atau narasumber ketika sedang mengobrol. Video podcast tentu rasanya lebih pas untuk diunggah ke YouTube jika mengingat fungsi platform tersebut selama ini. Namun, benarkah begitu?

Untuk mengetahui jawabannya, tidak ada salahnya untuk melakukan testing. Coba unggah beberapa podcast dalam bentuk audio maupun video ke kanal YouTube Anda. Cek traffic selama beberapa minggu, kira-kira bentuk podcast mana yang lebih banyak didengarkan. Dari sini, Anda bisa mengembangkan konten podcast serupa untuk menjaring lebih banyak traffic.

 Dengan sifat platform yang menitikberatkan pada konten video, podcast YouTube dalam bentuk video dapat memberikan angin segar bagi para pendengar Anda. Namun, bukan berarti Anda harus mengabaikan audio podcast. Anda bisa tetap mengunggahnya ke platform audio lain seperti Spotify atau Apple Music untuk meningkatkan exposure konten podcast Anda.

Whatsapp