6 Alasan Judi Online di Kalangan Remaja Sulit Diberantas

Bisa dibilang, kecanggihan internet merupakan pisau bermata dua. Meski teknologi ini bisa memfasilitasi pertukaran informasi yang bermanfaat, ada banyak wadah negatif yang mulai bermunculan dan menjangkau lebih banyak orang, terutama kaum yang rentan. Salah satu contoh nyatanya adalah judi online yang sudah membuat banyak remaja di Indonesia kecanduan. Meskipun dampak buruknya sangat nyata, mengapa situs seperti ini sangat sulit diberantas?

6 Alasan Judi Online di Indonesia Sulit Diberantas

Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa situs judi online sangat sulit ditekan, padahal efek buruknya sudah dirasakan oleh berbagai kalangan usia:

  1. Hanya memblokir sisi front end situs yang melanggar

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) memiliki sistem blacklist untuk membatasi akses ke situs yang melanggar UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), termasuk situs judi online

Akan tetapi, kewenangan Kemkominfo hanya sebatas memblokir akses ke sisi front end yang bisa dikunjungi oleh pengguna, dan tidak dengan sisi back end server situs judi. Belum lagi, makin banyak alamat situs yang ada dalam blacklist Kemkominfo, makin lambat pula kinerja server sistem pemblokiran tersebut.

  1. Pelaku bisa berpindah ke domain lain dengan mudah

Masih relevan dengan poin sebelumnya, pemilik platform judi online bisa membuat situs baru dengan nama domain yang berbeda. Hal ini dikarenakan keterbatasan pada sistem blokir Kemkominfo yang hanya bisa membatasi akses ke front end dari alamat tertentu. Jadi, pelaku dapat memilih alamat website baru yang berbeda dengan server back end yang masih beroperasi.

  1. Perbedaan yurisdiksi hukum pemilik website dengan Indonesia

Menurut Pasal 27 Ayat 2 dari UU ITE, judi adalah kegiatan yang bersifat ilegal di Indonesia. Akan tetapi, hukum ini tidak berlaku bagi beberapa negara di Eropa, Amerika Selatan, dan Asia. Sebab, di sana, judi adalah kegiatan yang legal. Maka dari itu, mayoritas pemilik situs judi online memanfaatkan celah kesulitan penegakan hukum ini untuk mengoperasikan server mereka di negara yang mengizinkan perjudian.

  1. Penawaran dilakukan melalui personal chat

Salah satu alasan mengapa judi online sulit diberantas terletak pada bagaimana mereka menjaring banyak pengguna. Selain iklan di internet, mereka juga menawarkan ajakan untuk bergabung melalui pesan pribadi di aplikasi chat populer, contohnya WhatsApp dan Telegram. Kedua aplikasi ini memiliki sistem end-to-end encryption yang membuat isi pesan tidak bisa dibaca pihak eksternal, sehingga Kemkominfo tidak dapat mengawasi mereka.

  1. Kesulitan ekonomi dan kejenuhan masyarakat Indonesia

Walaupun situs dan aplikasi judi di internet sudah sering diblokir, mengapa masyarakat Indonesia masih tertarik? Jawabannya adalah karena kondisi ekonomi dan kehidupan mereka, terutama saat pandemi Covid-19 melanda. Menurut data dari BPS, ada lebih dari 30 juta warga miskin di Indonesia pada tahun 2020-an. Maka dari itu, banyak yang tergiur mendapatkan keuntungan serta hiburan instan dari judi online.

  1. Judi online tidak membutuhkan banyak modal awal

Akan tetapi, bagaimana caranya warga dengan pendapatan minim bisa mulai berjudi secara online, padahal kegiatan ini jelas-jelas membutuhkan uang muka? Ini adalah salah satu rahasia utama di balik pesona judi online: nominal setoran awal yang tidak terlalu banyak. Platform sedemikian rupa sering kali menawarkan iming-iming potensi mendapatkan hadiah jutaan rupiah hanya dengan modal awal sebanyak puluhan ribu rupiah.

Apa Saja Efek Buruk Kecanduan Judi Online?

Perjudian melalui website maupun aplikasi online dianggap melanggar hukum di Indonesia, dan hal ini bukanlah tanpa sebab. Korban yang sudah kecanduan judi online akan merasa terus ingin memainkan game tersebut demi mendapatkan keuntungan, bahkan hingga uang mereka habis. 

Akibatnya, mereka akan mengabaikan kewajiban mereka dan menghalalkan segala cara untuk memperoleh lebih banyak uang, termasuk dengan melakukan tindakan kriminal. Pada saat yang bersamaan, kesehatan finansial dan mental korban akan terganggu, lalu hubungan dengan keluarga juga bisa rusak. 

 

Walaupun judi online bisa menyebabkan kecanduan yang berujung pada terpuruknya kondisi ekonomi dan kesehatan mental, kenyataannya hal ini tetap sulit diberantas oleh pihak berwajib. Sebab, ada perbedaan yurisdiksi penegakan hukum dan keterbatasan sistem blacklist situs di internet yang memiliki peranan besar, apalagi jika digabungkan dengan tingginya angka kemiskinan di Indonesia. 

Namun, Anda bisa ikut mengatasi fenomena negatif ini dengan berinternet secara bijak, dan selalu laporkan konten perjudian yang Anda temukan di internet melalui kanal pengaduan resmi Kemkominfo.

Whatsapp