Menggabungkan Perikanan dan Teknologi, Program S2 ini Dorong Digitalisasi Industri Perikanan
Jakarta – Tidak berlebihan ketika orang berkata bahwa nenek moyang kita adalah pelaut. Samudera di wilayah Indonesia dua kali lipat lebih luas daripada daratannya. Fakta ini juga menunjukkan bahwa Nusantara memiliki kekayaan laut yang melimpah, termasuk di sektor perikanan.
Terlebih lagi, ketika kita berbicara perikanan tentunya tidak semua berasal dari laut. Banyak biota lain yang dibudidayakan di tambak dan kolam air tawar. Jadi, potensinya lebih besar lagi.
Kementerian Kelautan dan Perikanan melaporkan produksi perikanan mencapai 24,85 ton pada 2022. Jumlah ini lebih tinggi 13,63% dibandingkan tahun sebelumnya pada 2021. Bahkan, ekspor perikanan Indonesia turut terangkat naik hingga 10,99%. Tren ini pun diprediksi melonjak lagi pada 2023.
Soal potensi sumber daya laut tersebut juga diakui oleh Tanty Oktavia, Kepala Program Studi Master of Information System Management (MMSI) dari BINUS Graduate Program, Binus University. Tanty menyadari Pemerintah tengah fokus dalam mengembangkan perikanan dengan berbagai inisiatif budidaya laut melalui kementerian terkait.
“Ditunjang juga dengan sumber daya manusia kita yang besar, ditambah dengan kemampuan dari sisi penggunaan teknologi, misalnya transformasi digital, maka peluangnya akan semakin baik untuk memajukan perikanan di Indonesia,” ucap Tanty dalam wawancara daring, Sabtu (10/06/2023).
Melihat tren tersebut, MMSI berkolaborasi dengan Magister Perikanan Universitas Padjadjaran (Unpad) untuk meluncurkan program studi Master of Digital Business Fisheries atau Magister Bisnis Digital Perikanan.
Program tersebut bertujuan untuk melengkapi para SDM dalam negeri dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk meraih sukses di era digital dalam industri perikanan.
Indonesia memang memiliki potensi besar tetapi untuk sepenuhnya memanfaatkan peluang ini, integrasi teknologi dan transformasi digital sangat penting. Dengan memanfaatkan kemajuan digital, peluang untuk mendorong industri perikanan di Indonesia dapat meningkat secara signifikan.
“Menurut saya ini akan menjadi salah satu jurusan yang tidak hanya berkontribusi secara akademik tetapi juga berkontribusi secara luas, untuk negara dan industri perikanan, yang nantinya bisa membantu untuk memajukan perikanan di Indonesia,” ujar Tanty.
Digitalisasi industri perikanan
Keahlian dalam industri perikanan memiliki nilai penting, seperti yang ditekankan oleh pemerintah yang saat ini masih fokus pada sumber daya perikanan di perairan Indonesia.
Tanty menyebutkan, perikanan saat ini tidak hanya melibatkan budidaya ikan, tetapi juga melibatkan transaksi dan distribusi yang lebih menekankan pada aspek teknologi, termasuk implementasi bisnis, keamanan, serta tata kelola sistem informasi. Dalam konteks digital, hal ini dapat membantu memajukan industri perikanan, bahkan memajukan perekonomian Indonesia secara keseluruhan.
“Walaupun kita negara yang terkenal akan kekayaan lautnya, kita tentu tidak ingin dikenal sebagai nelayan saja tapi bagaimana kita bisa berkontribusi dengan menggunakan teknologi digital agar perikanan kita semakin maju ke depannya,” dia menegaskan.
Dalam program ini, kompetensi yang menjadi sasaran lulusan adalah penguasaan tata kelola budidaya perikanan dan kolaborasi teknologi dalam proses transaksi dan distribusi perikanan. Tidak hanya dalam skala nasional, targetnya kalau bisa hingga ke luar negeri.
“Karena kalau kita bicara tentang perikanan kan tidak hanya budidayanya, tapi bagaimana kita menghasilkan budidaya yang baik dan bagaimana kita bisa menjualnya. Transaksinya tidak hanya di dalam negeri, tapi bisa sampai ke luar negeri,” tutur Tanty.
Oleh karena itu, lanjut dia, teknologi yang dibangun seyogianya dapat membantu nelayan dalam mendistribusikan hasil tangkapan mereka secara cepat, bukan hanya kepada pengepul, tetapi juga kepada distributor yang lebih menguntungkan bagi mereka.
“Supaya nelayannya pun memiliki penghasilan yang lebih dan bisa menikmati kehidupan yang lebih sejahtera,” dia berharap.
Selain itu, peningkatan sistem dalam konteks perikanan akan menjadi terobosan yang menggabungkan teknologi dalam proses produksi dan bisnis perikanan. Dengan demikian, Tanty melihat bahwa budidaya ikan dalam negeri bisa berkembang lebih unggul bila dibandingkan dengan negara-negara lain.
Prospek karier yang cerah
Potensi kekayaan laut Indonesia tersebut pada akhirnya juga mampu membuka pintu peluang karier yang lebih luas. Dengan mengantongi keahlian perikanan serta teknologi digital, para lulusan Magister Bisnis Digital Perikanan akan memiliki keunggulan kompetitif di pasar kerja yang terus berkembang.
“Dengan konteks transformasi digital, terutama dalam bidang perikanan ini, pasti akan menjadi tantangan sekaligus value added bagi mereka yang mengambil program ini. Apalagi semenjak pandemi Covid-19 kita masuk dalam era transformasi digital,” Tanty menjelaskan.
Program ini cocok untuk mereka yang berlatar belakang perikanan dan ingin mengkolaborasikan teknologi dalam memajukan industri perikanan. Selain itu, program magister ini juga terbuka bagi mereka dengan latar belakang teknologi, seperti sistem informasi, teknik informatika, atau sistem komputer.
Namun, jangan khawatir, Magister Bisnis Digital Perikanan juga terbuka bagi mereka yang tidak memiliki latar belakang S1 yang sesuai. Jika mereka bekerja di perusahaan budidaya perikanan atau terlibat dalam industri terkait perikanan atau pengolahan perikanan, serta bagi mereka yang mau belajar disiplin ilmu yang baru dari bidang yang mereka geluti selama ini, program ini cocok untuk membekali lulusan dalam menghadapi tuntutan era digital saat ini.
Kolaborasi dua kampus ahli
Kurikulum yang disusun secara kolaboratif antara MMSI dan Magister Perikanan juga telah didukung oleh para pengajar yang ahli di bidangnya masing-masing. Dengan pengalaman praktisi yang kuat, Magister Bisnis Digital Perikanan memberikan pengetahuan yang komprehensif dalam dari sisi tata kelola perikanan dan teknologi.
“Pengajarnya semua sudah lulus S3 dan para pengajar dari Unpad maupun Binus ini sudah lama berkecimpung di industri dengan pengalaman yang sangat menunjang sehingga membuat kurikulum kami semakin matang. Pengalaman para dosen ini nantinya bisa digunakan sebagai bahan diskusi nanti di kelas,” ujar Tanty.
Selain itu, sistem perkuliahan yang fleksibel, dengan pendekatan hybrid, memungkinkan mahasiswa untuk memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan preferensi mereka. Melalui opsi perkuliahan online dan akses ke fasilitas di kedua kampus, mahasiswa dapat mengoptimalkan pengalaman belajar mereka.
“Untuk mata kuliah dari Binus, bagi mahasiswa yang mendaftar di Unpad akan diberikan opsi. Kalau memang mau datang ke Binus silakan tapi kalau mereka mau menjalankan perkuliahannya secara online juga boleh ya. Jadi mereka bisa online dari Bandung. Begitupun sebaliknya,” dia memaparkan.
Magister Bisnis Digital Perikanan dari Binus Graduate Program menawarkan peluang karier yang luas dan kurikulum yang komprehensif. Program ini menjadi pilihan menarik bagi mereka yang tertarik dengan bidang perikanan dan transformasi digital, menyediakan program studi yang relevan dan inovatif dalam menghadapi tantangan era digital.
Harapannya, MMSI dan Magister Perikanan Unpad akan mencetak lulusan yang menjadi pemimpin masa depan dalam memajukan industri perikanan Indonesia ke era digital yang lebih canggih dan inovatif. Lulusan ini diharapkan mampu menggabungkan keahlian teknologi dengan tata kelola perikanan, serta berkontribusi dalam memajukan industri perikanan di Indonesia.