Kupas Tuntas Stoikisme untuk Hidup Tahan Banting

Belakangan ini Anda mungkin sering mendengar istilah stoicism atau yang dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai stoikisme. Ini merupakan salah satu paham filsafat ciptaan Zeno dari Citium, Chrysippus dari Soli, serta Cleanthes dari Assos yang bagus untuk membentuk mental santai di era digital seperti sekarang. Memangnya, apa arti dari stoicism? Temukan ulasan lengkapnya di sini!

Apa Itu Stoikisme?

Kepopuleran stoikisme bukan tanpa sebab karena paham ini bisa dibilang memberi ketenangan bagi para penganutnya di tengah cobaan hidup yang cukup berat. Bagaimana bisa? Paham ini membuat Anda tak hanya fokus pada penderitaan hidup semata, melainkan juga mensyukuri apa pun yang telah diterima pada hari tersebut.

Para penganut paham filsafat satu ini disebut sebagai Stoic. Untuk menjadi seorang Stoic, Anda perlu memisahkan mana saja hal-hal yang bisa dikontrol dan tidak. Kemudian, pastikan bahwa hal-hal yang berada di luar kendali Anda mestinya tak perlu dipusingkan secara berlebihan, sehingga Anda bisa lebih fokus pada hal-hal yang berada dalam kendali Anda.

Poin Penting Ajaran Stoikisme

Perlu untuk Anda ketahui bahwa stoikisme itu mengajarkan manusia untuk memisahkan dimensi internal dengan dimensi eksternal (dikotomi kendali). Berikut detail lengkapnya!

1. Fokus pada hal yang bisa dikendalikan

Karena sejak awal sudah fokus untuk memisahkan mana hal-hal yang bisa dikontrol atau tidak, Anda mestinya akan lebih fokus pada hal yang bisa dikendalikan. Melakukan upaya ini tentunya baik untuk kondisi kesehatan mental, sebab Anda tak perlu sering stres ketika banyak peristiwa yang terjadi di luar ekspektasi.

2. Harapkan yang terbaik, tapi antisipasi hal terburuk

Prinsip stoikisme juga mengajarkan seseorang supaya lebih legowo dalam menerima seluruh kejadian dalam hidup. Seorang Stoic biasanya akan mengharapkan hasil terbaik dengan tetap mengantisipasi hal terburuk. Dengan begini, Anda bisa menetapkan ekspektasi agar selalu berada di tengah, tidak terlalu ke atas dan tidak terlalu ke bawah.

3. Memento mori

Memento mori adalah bahasa Yunani yang artinya mengingat kematian. Ini juga menjadi salah satu ajaran stoikisme yang akan membantu seorang Stoic untuk memikirkan, mengucapkan, dan melakukan hal-hal baik. Dengan mengingat kematian secara tepat, Anda jadi bisa menjadi versi terbaik bagi sesama.

4. Hargai semua hal di sekitar

Mengapresiasi semua hal di sekitar Anda juga akan memberikan kesadaran yang baik. Ini pun bisa menumbuhkan kecintaan akan takdir yang Anda jalani. Selain itu, mencintai hal-hal di sekitar juga akan membuat hidup Anda terasa lebih positif. Pada akhirnya, Anda bisa memahami sesuatu dengan sudut pandang lebih luas.

Cara Menerapkan Stoikisme dalam Keseharian

Apakah Anda tertarik menjadi seorang Stoic? Tenang, menerapkan prinsip hidup stoikisme itu tidak terlalu sulit, kok. Coba saja menerapkan hal-hal sederhana ini dalam keseharian.

1. Terima hal yang tidak bisa diubah

Salah satu prinsip stoicism adalah amor fati (mencintai takdir) sebagaimana filsuf Epictetus yang menimpa banyak kemalangan. Untuk itu, Anda bisa mulai menirunya dengan tidak mengharapkan sesuatu berjalan sesuai keinginan Anda, melainkan berharaplah supaya sesuatu terjadi sebagaimana mestinya.

2. Selalu persiapkan diri dengan matang

Mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapi hal-hal buruk tentu menjadi penting. Ini juga sesuai dengan prinsip stoicism tentang premeditatio molarum (melatih kemalangan). Dengan melatih menerima kemalangan, mental Anda akan lebih siap ketika suatu kedukaan yang sesungguhnya menimpa. 

3. Buat rutinitas menulis jurnal

Menulis jurnal juga bisa menjadi latihan spesifik bagi seorang Stoic pemula, lho. Tak hanya menumpahkan emosi dengan menulis tangan, jurnal juga membuat seseorang teringat akan segala kemalangan yang pernah terjadi sekaligus membuktikan bahwa dirinya bisa bertahan sampai sekarang. Jurnal pun dapat Anda isi dengan rencana dan kata-kata bijak.

4. Kontrol reaksi emosional

Supaya bisa memisahkan segala sesuatu di semesta ini ke dalam dimensi internal dan eksternal, Anda perlu melatih emosi saat menghadapi masalah. Usahakan sebisa mungkin untuk mengontrol reaksi emosional karena tidak ada hal yang permanen dalam hidup ini, baik itu kabar gembira maupun kabar duka sekalipun.

Ternyata stoikisme itu punya dampak yang baik untuk membentuk mental yang tangguh, bukan? Mulailah perjalanan Anda menjadi seorang Stoic dengan menerapkan empat hal di atas, yuk! Tak perlu tergesa-gesa, buatlah perubahan minor setiap harinya agar cita-cita besar bisa tercapai pada akhirnya. Selamat mencoba!

Whatsapp