Sektor Digital Kunci Pulihkan Ekonomi?

Jatuhnya sektor perekonomian Indonesia sejak meluasnya wabah Covid-19 memang tak bisa dibiarkan terlalu lama. Kontraksi yang terjadi pada sektor ini pun berimbas pada resesi yang dapat terlihat dari negatifnya pertumbuhan ekonomi 2020 selama dua triwulan berturut-turut, yakni pada masing-masing triwulan kedua dan ketiga dengan persentase -5,32% dan -3,49%.

Namun, ada satu faktor yang pada akhirnya membantu sektor perekonomian Indonesia perlahan bangkit: digitalisasi. Lantas, sekuat apa sektor digital hingga mempunyai potensi dalam memulihkan perekonomian tanah air?

Ekonomi digital dan potensinya di Indonesia

Di Indonesia, ekonomi digital sebenarnya mengalami perkembangan signifikan dari tahun ke tahun. Berdasarkan laporan studi yang dilakukan Temasek, Google, dan Bain & Company pada 2020, laju pertumbuhan yang terjadi pada sektor tersebut diperkirakan akan mencapai USD124 miliar pada 2025 mendatang. Sementara pada 2019, nilai dari ekonomi digital saja sudah berada di angka USD40 miliar dan naik ke USD44 miliar pada 2020.

Peningkatan tersebut membuktikan adanya potensi yang menjanjikan pada sektor ekonomi digital, terutama dalam mendorong kreativitas dan inovasi di Indonesia. Di sisi lain, dibutuhkan infrastruktur memadai dan dukungan dari seluruh pihak untuk terus mengembangkannya. Hal ini mencakup data dan protokol, jaringan, layanan, perangkat, hingga kapasitas penyimpanan.

Kerja sama di antara pemangku kepentingan ekosistem ekonomi digital turut mempengaruhi pertumbuhannya. Sebagai contoh, pemerintah diharapkan memudahkan regulasi pendukung yang dapat memotivasi masyarakat dalam berkreasi dan berinovasi. Alokasi APBN terhadap teknologi informasi dan komunikasi (TIK) pun sebaiknya didukung dan dipertahankan untuk menunjangnya.

Membantu pemulihan sektor ekonomi pasca pandemi

Beralihnya masyarakat ke platform digital untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan melakukan aktivitas seperti sekolah hingga bekerja secara tak langsung mempercepat digitalisasi saat pandemi berlangsung. Bahkan ada pertambahan konsumen digital dari pedesaan yang meroket tajam hingga 56%, menyaingi perkotaan yang berada di 44%. Dengan kata lain, layanan digital sudah menyebar ke area-area yang dulunya tak terjangkau.

Transformasi digital sendiri menjadi salah satu isu utama yang akan dibahas dalam G-20 Italia 2021. Sebagai salah satu anggota G-20 Troika, Indonesia perlu melanjutkan pembahasan pada topik tersebut dan mendampinginya dengan sejumlah tindakan. Dengan begitu, pengembangan sektor ekonomi digital berskala global dapat segera tercapai.

Percepatan digitalisasi di sektor perekonomian pun telah melahirkan berbagai peluang usaha maupun bisnis baru yang mempunyai tingkat ketahanan lebih tinggi di tengah wabah Covid-19. Masyarakat yang tadinya masih enggan mempelajari teknologi pun harus membiasakan diri mereka dengan perubahan ini apabila ingin bertahan hingga pandemi berakhir. Jika sektor digital terus dikembangkan, tak menutup kemungkinan perekonomian Indonesia dapat cepat pulih dan memungkinkan masyarakat kembali memenuhi kebutuhan yang lebih layak. Cari tahu lebih lanjut tentang program Magister Teknik Informatika (MTI) BINUS GRADUATE PROGRAM. Jadwalkan sesi konsultasi Anda bersama tim kami dengan menghubungi: Dyah – dyah.puspitasari@binus.edu / 0856 2395 339

Whatsapp