Kecerdasan Buatan dan Manusia, Bagaimana Perbedaannya?

Photo Credit: Tara Winstead (Pexels)

Berbicara tentang teknik informatika, sangat erat kaitannya dengan perkembangan teknologi dan kecerdasan buatan. Saat ini, kecerdasan buatan semakin marak dibicarakan karena mesin dapat “belajar” seperti manusia pada umumnya. Kehadiran kecerdasan buatan ini dapat meningkatkan kenyamanan karena ada pekerjaan manusia yang bisa dikerjakan pula oleh mesin.

Dalam Guest Lecture Program Studi Magister Teknik Informatika (MTI) BINUS  GRADUATE PROGRAM, Dr. Lukas selaku Ketua dari Indonesia Artificial Intelligence Society (IAIS) hadir untuk membahas “Research in Machine Learning and Its Application”. Salah satu dosen di BINUS UNIVERSITY ini mengupas tuntas topik kecerdasan buatan dan machine learning. Berikut ulasannya.

Pengertian Kecerdasan

Bila dikaitkan dengan topik guest lecture, kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) adalah kecerdasan yang dikomputasi dengan mengandalkan perhitungan. Namun, jika membahas tentang kecerdasan secara umum, belum ada definisi yang pasti mengenai kecerdasan. Apalagi, kecerdasan memiliki banyak variasi dengan level yang berbeda pada tiap makhluk, baik itu manusia, hewan, dan bahkan tumbuhan. 

Dalam diri manusia sendiri, kecerdasan terdiri dari berbagai macam bentuk dan tak semua orang memiliki kecerdasan yang sama. Kecerdasan manusia paling dasar meliputi kecerdasan motorik, sensorik, spasial, kinestetik, dan masih banyak lagi.

Misalnya, jika seseorang tidak bisa menemukan lokasi parkir kendaraannya, maka bisa dikatakan ia memiliki kecerdasan spasial yang lebih rendah. Atau bila membicarakan seorang penari, maka kecerdasan kinestetiknya lebih baik daripada orang kebanyakan karena ia mampu menggerakkan tubuh hingga sendi-sendinya. 

Karena ragam kecerdasan yang begitu banyak dan kompleks, maka mendefinisikan kecerdasan secara umum pada mesin, manusia, hewan, atau tumbuhan akan sulit. Hingga saat ini, kecerdasan tidak bisa dikarakterisasi untuk menentukan secara jelas; mana yang disebut cerdas dan mana yang disebut pintar.

Mengenal Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence)

Menurut John McCarthy, salah satu penemu ilmu kecerdasan buatan, kecerdasan buatan adalah sebuah ilmu yang membuat mesin komputer menjadi cerdas, di mana kecerdasan itu dibentuk dari sebuah program dan algoritma.

Meskipun mesin ini memiliki kecerdasan, bukan berarti bisa menggantikan kemampuan otak manusia yang bekerja secara elektrokimia. Kekuatan dari mesin komputer pun didasari oleh perhitungan angka. Segala yang disimpan, diolah, dan divisualisasikan oleh komputer berbentuk angka atau digit biner (bit).

Klasifikasi Artificial Intelligence

Dalam ilmu yang mempelajari kecerdasan buatan, terdapat empat klasifikasi atau pendekatan, yaitu:

  1. Berpikir seperti manusia

Mesin atau kecerdasan buatan yang dibentuk untuk berpikir seperti manusia, dapat memecahkan masalah yang berkaitan dengan perhitungan atau matematika. Misalnya seperti memecahkan permainan puzzle atau bermain catur. Selain itu, mesin komputer ini juga bisa ditanamkan teori-teori yang lebih maju, misalnya untuk mendukung pekerjaan profesional seperti dokter. 

Hal-hal yang menyangkut kemampuan diagnosis bisa dilakukan oleh mesin karena pada dasarnya, kemampuan diagnosis tersebut terdiri dari kumpulan teori atau pengetahuan yang sudah dipahami dan dipelajari oleh manusia. 

  1. Berpikir rasional

Berbeda dengan pendekatan human-like, pendekatan rational-like berorientasi pada tercapainya suatu tujuan dan memiliki ukuran kinerja. Para ahli di bidang ini mencoba memecahkan cara agar kecerdasan buatan dengan pendekatan berpikir rasional bisa memiliki suatu tujuan seperti manusia.

Hal yang menjadi pertanyaan adalah apakah suatu mesin bisa mencapai suatu tujuan dalam berpikir, layaknya manusia yang sehari-harinya berpikir dan memiliki tujuan dalam hidup? Misalnya, manusia berpikir makan apa hari ini, bagaimana bisa makan hari ini, dan sebagainya. 

  1. Berperilaku seperti manusia

Mesin atau kecerdasan buatan dapat meniru pergerakan seperti manusia. Contohnya adalah robot. Robot yang sudah dipasangi sistem kecerdasan buatan dirancang untuk bisa memindahkan barang hingga memasak. Mereka juga bisa berinteraksi dan berkomunikasi layaknya manusia. Intinya, kecerdasan buatan yang dibentuk agar berperilaku seperti manusia akan melakukan pergerakan yang juga bisa manusia lakukan. Namun, kecerdasan buatan ini belum tentu bisa berpikir seperti manusia.

  1. Berperilaku rasional

Tak jauh berbeda dari pendekatan berpikir rasional, pendekatan ini juga ingin memecahkan masalah agar dapat membentuk suatu kecerdasan buatan yang berorientasi pada tercapainya tujuan. Katakanlah tujuan seseorang hari ini adalah berolahraga pada sore hari. Apakah mesin kecerdasan buatan bisa dibentuk sedemikian rupa agar memiliki perilaku yang rasional?

Kecerdasan buatan memang dibuat dengan tujuan mempermudah kerja manusia. Kecanggihan sebuah komputer yang bisa berpikir terus dikembangakan agar dapat mengurangi beban kerja manusia sekaligus bekerja secara cepat dan efisien. Namun, hingga saat ini, kecerdasan buatan tak bisa menyamai kecerdasan manusia yang begitu beragam dan kompleks.

Reference: https://www.youtube.com/watch?v=3y_WpDxmMmY

Whatsapp