Generative AI dan Implikasinya untuk Dunia Pendidikan

Selama ini, kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) lebih erat kaitannya dengan dunia IT. Namun, penerapannya menyebar ke berbagai bidang kehidupan, tidak terkecuali pendidikan perguruan tinggi. Pesatnya perkembangan AI menuntut para pelaku pendidikan untuk beradaptasi agar bisa terus catch up, terlebih dengan hadirnya generative AI saat ini. 

Topik penting itulah yang diangkat dalam event Simposium Nasional bertajuk “Tantangan dan Peluang Kecerdasan Buatan di Perguruan Tinggi” pada 17 Mei 2023 lalu, yang diadakan oleh BINUS University.

Berawal dari Machine Learning hingga Generative AI

Teknologi generative AI tentu tidak muncul begitu saja. Salah satu pembicara pada Simposium Nasional BINUS University, Prof. Dr. Ir. Hammam Riza, M.Sc. IPU, memberikan penjabaran tentang perkembangan kecerdasan buatan hingga melahirkan AI generatif.

Awal tahun 2000-an menjadi salah satu milestone penting yang ditandai dengan pesatnya perkembangan machine learning. Ketika itu, bermunculan beragam teknik machine learning yang mampu menganalisis data dalam jumlah masif, sehingga memudahkan pelaku bisnis untuk menemukan pola pada data, mendapatkan insight, hingga mengautomasi tugas-tugas tertentu.

Kemampuan machine learning semakin berkembang pada era 2010-an dengan hadirnya deep learning, yang menjadi kunci di balik pengembangan online search engine, voice recognition, hingga self-driving cars. Keahlian deep learning tersebut semakin matang hingga muncullah AI generatif, yaitu AI yang mampu menciptakan konten baru seperti teks, gambar, video, bahkan hingga audio yang belum pernah ada sebelumnya.

Karena kehebatannya tersebut, kemunculan AI generatif disebut juga dengan fase language-mastery. Pada fase ini, pengembangan berbagai aplikasi didasarkan pada kemampuan berbahasa yang dikuasai AI. Salah satu contohnya yang begitu ramai diperbincangkan akhir-akhir ini adalah ChatGPT buatan OpenAI.

ChatGPT, Produk Teknologi Berbasis AI Generatif

ChatGPT merupakan contoh generative AI bersifat percakapan. Ia mampu memberikan respons menyerupai manusia dan menerima masukan dalam bentuk teks dari pengguna. “Otak” di balik kemampuan tersebut adalah large language model yang sudah dilatih pada serangkaian data teks dari internet maupun masukan pengguna.

Sama seperti AI secara umum, perkembangan ChatGPT juga begitu pesat. Kini, telah hadir versi GPT-4 yang mampu memberikan jawaban dengan lebih relevan dan akurat. Sebagai perbandingan, nilai kemampuan penalaran pada versi GPT-3.5 adalah 3, sedangkan GPT-4 sudah mencapai angka 5.

Berkat peningkatan kemampuan tersebut, pengaruh AI generatif terhadap berbagai industri pun semakin tidak terelakkan. Jika tidak mampu untuk keep up, bukan tidak mungkin suatu industri akan tertinggal. Lantas, bagaimana dengan industri pendidikan perguruan tinggi?

Pemanfaatan AI Generatif dalam Bidang Pendidikan

Kabar baiknya, pemanfaatan artificial intelligence dalam dunia pendidikan tidak mustahil untuk dicapai. Sebaliknya, kehadiran AI generatif justru bisa sangat membantu perguruan tinggi dalam menjalankan program edukasi secara lebih efektif.

  • Personalized lessons

Agar mahasiswa bisa menerima materi pendidikan dengan efektif, pelajaran yang terpersonalisasi adalah kuncinya. Artinya, pelajaran tersebut sebaiknya disesuaikan dengan minat dan kebutuhan mahasiswa. Nah, generative AI mampu menjawab masalah tersebut.

Sebagai contoh, saat ini telah hadir aplikasi Speechify yang menyediakan layanan speech-to-text atau text-to-speech untuk membantu mahasiswa atau murid dengan disabilitas seperti ADHD atau disleksia. Umumnya, mereka kesulitan mengikuti proses pembelajaran melalui bacaan. Namun, dengan Speechify, mereka bisa mengubah konten pembelajaran menjadi suara.

  • Tutoring

Tiap mahasiswa memiliki tingkat kemampuan berbeda dalam pembelajaran. Beberapa mahasiswa bisa langsung memahami materi saat disampaikan di dalam kelas oleh dosen, tapi ada juga mahasiswa yang membutuhkan dukungan pembelajaran tambahan, misalnya melalui tutoring. 

Kehadiran generative artificial intelligence dalam dunia pendidikan bisa memfasilitasi kebutuhan tersebut dengan mudah. Memanfaatkan generative AI, Anda dapat menciptakan sistem tutor virtual di mana mahasiswa bisa berinteraksi dengan tutor virtual sekaligus menerima feedback secara real-time. Disebut juga dengan TutorAI, inovasi satu ini menyediakan platform pembelajaran dengan konten interaktif dalam berbagai topik.

  • Content creation for courses

Implikasi positif AI generatif tidak hanya bisa dirasakan mahasiswa, tapi juga dosen maupun pengajar lain. Dengan AI generatif, Anda bisa lebih mudah membuat berbagai bahan ajar, seperti reading list, kuis, soal latihan, hingga skrip untuk konten ajar berbentuk video.

Salah satu contoh aplikasi yang bisa Anda gunakan untuk kebutuhan ini adalah NOLEJ. Didukung oleh AI generatif, NOLEJ mampu menyediakan konten e-learning berisi soal latihan, glosari, video interaktif, hingga rangkuman bahan ajar dalam waktu tiga menit saja.

Canggihnya perkembangan teknologi telah melahirkan AI generatif yang mengubah cara kerja banyak industri, termasuk pendidikan. Namun, perlu ditekankan bahwa AI generatif tidak menggantikan kehadiran manusia, melainkan memudahkan pekerjaan manusia agar lebih efektif dan efisien. Bagaimanapun juga, interaksi langsung antara dosen dan mahasiswa tetap dibutuhkan demi menciptakan networking maupun hubungan akademis jangka panjang. 

Satu yang pasti, implikasi generative artificial intelligence dalam pendidikan begitu menjanjikan. Anda dapat memanfaatkannya untuk penelitian, mendukung keterampilan mahasiswa, hingga membuat bahan ajar yang dipersonalisasi. 

Whatsapp